Tempat ,tanggal lahir dan Masa kecil Syaikh Umar Tilmisani.
Garis keturunan Syikh Umar Tilmisani berasal dari Tilmisan ,Al-jazair. Ia lahir di kota Kairo ,tahun 1322 H/1904,tepatnya di jalan Hausy Qadam,Al-Ghauriah. Ayah dan kakaknya pedagang kain dan batu permata.
Kakek Syaikh Umar Tilmisani seorang Salafi yang banyak mencetak buku-buku karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Karena itu, ia tumbuh dan besar dilingkungan yang jauh dari bid’ah.
Syaikh Umar Tilmisani mengikuti Sekolah Dasar di Sekolah yang di kelola yayasan sosial tingkat menengah dan atas di Madrasah Ilhamiyah, kemudian masuk Fakultas Hukum.
Tahun 1933, Syaikh Umar Tilmisani tamat dari Fakultas Hukum, kemudian mendirikan kantor pengacara di Syabin Al-Qanathir dan bergabung dengan jama’ah ikwanul Muslimin.
Syaikh Umar Tilmisani pengacara pertama yang bergabung dengan Ikhwan, mewakafkan pemikiran, dan potensi untuk membelanya.Ia termasuk orang dekat Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Ia sering menyertai Al-Banna dibeberapa lawatan, baik di dalam maupun di luar Mesir. Bahkan, Al-Banna sering meminta bantuannya dalam menyelesaikan beberapa masalah.
Syaikh Umar Tilmisani menikah saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Istrinya wafat bulan Agustus 1979, setelah menyertainya setengah abad lebih. Dari pernikahan ini iIa dikaruniai empat orang anak; Abid,Abdul Fattah, dan dua putri.
Kesibukan Syaikh Umar Tilmisani sebagai pengacara tidak membuatnya lupa memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Ia banyak menelaah beragam ilmu, seperti tafsir, hadits, fiqh, sirah, tarikh, dan biografi para tokoh.
Syikh Umar Tilmisani selalu mengikuti perkembangan berbagai konspirasi musuh Islam, baik di dalam maupun di luar negeri. Ia rajin mewaspadai, mengkaji, menentukan sikap, menentang konspirasi dengan bijaksana dan nasihat yang baik, membantah tuduhan-tuduhan, mementahkan ungkapan-ungkapan, dan mengikis syubhat-syubhatyang dibuatnya, dengan kepercayaan diri orang mukmin yang tahu ketinggian nilai agamanya dan kehinaan di selain Islam. Sebab, tiada penolong setelah Allah ta’ala dan tiada agama yang diridhoi Allah selain Islam.
Komitmen diri Syaikh Umar Tilmisani
Syaikh Umar Tilmisani meninggalkan kesan positif pada orang-orang yang mengenal atau berhubungan dengannya. Ia di karuniai kelebihan hati, kebersihan jiwa, kehalusan ucapan, keluasan ucapan yang keluar dari lisan, keindahan pemaparan, teknik berdebat, dan berdialog yang sangat baik.
Syaikh Umar Tilmisani menceritakan komitmen dirinya, “kekerasan dan ambisi untuk mengalahkan orang lain tidak pernah menemukan jalan untuk masuk ke dalam aklakku. Karena itu, saya tidak bermusuhan dengan siapa pun, kecuali dalam rangka membela kebenaran, atau menerapkan Kitab Allah Ta’ala. Kalaupun ada permusuhan, maka itu berasal dari pihak mereka, bukan dariku. Saya menyumpah diriku untuk tidak menyakiti seorang pun dengan kata-kata kasar, meski saya tidak setuju dengan kebijakannya, atau bahkan ia menyakitiku. Karena itu, tidak pernah terjadi permusuhan antara diriku dengan seseorang karena masalah pribadi.”
Tidak berlebihan kalau saya bahwa siapa pun yang keluar dari majelisnya, pasti mengagumi, menghormati, dan mencintai dai unik yang menjadi murid Imam Hasan Al-Banna ini, lulus dari madrasahnya, dan bergabung dengan jamaahnya sebagai dai yang tulus dan iklash.
Akhlak dan Sifat Syaikh Umar Tilmisani
Syikh Umar Tilmisani sangat pemalu, seperti diketahui orang-orang yang melihatnya dari dekat.
Orang yang sering duduk dan berdialog dengan Syaikh Umar Tilmisani merasakan bahwa keras dan lamanya ujian yang ia alami di penjara, malah mensterilkan dirinya, hingga tiada tempat di dalam dirinya selain kebenaran. Ia mendekam di balik jeruji besi selama hampir dua puluh tahun. Ia masuk penjara pertama kali tahun 1948. masuk lagi tahun 1954. Namun, ujian-ujian itu tidak mempengaruhi dirinya, dan bahkan menambah ketegasan dan ketegarannya.
Di wawancara dengan majalah Al-Yamamah Arab Saudi, edisi tanggal 14 januari 1982, Syaikh Umar Tilmisani berkata,”Tabiat yang membesarkanku membuatku benci kekerasan, apapun bentuknya. Ini bukan hanya sekedar sikap politik, tapi sikap pribadi yang yang terkait langsung dengan struktur keberadaanku. Bahkan, andai dizalimi, saya tidak akan menggunakan kekerasan. Mungkin, saya menggunakan kekuatan untuk mengadakan perubahan, tapi tidak untuk kekerasan.”
Nasihat-nasihat Syaikh Umar Tilmisani
Di untaian nasehat yang disampaikan di depan generasi muda, dai Ikhwan,Ikhwan, dan lainnya, Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Tantangan yang menghadang dai saat ini, sangat berat dan sulit. Kekuatan materi berada di tangan musuh-musuh Islam yang bersatu untuk memerangi umat Islam, meskipun mereka memiliki kepentingan berbeda. Jama’ah Ikhwanul Muslimin sekarang menjadi sasaran tembak mereka.
Menurut perhitungan manusia, pasukan Thalut yang beriman tidak mampu melawan Jalut dan tentaranya. Tapi, ketika pasukan kaum mukmin yakin kemenangan itu datang dari Allah Ta’ala, bukan hanya tergantung pada jumlah personil dan kelengkapan persenjataan, maka mereka dapat mengalahkan pasukan Jalut dengan seizin Allah Ta’ala.
Saya tidak meremehkan kekuatan personil. Juga tidak meminta dai selalu bungkam, berdzikir dengan menggerakkan leher kekanan dan kekiri, memukulkan telapak tangan, dan berpangku tangan. Sebab, itu semua bencana yamg membahayakan dan mematikan.
Sesungguhnya, yang saya inginkan adalah berpegang teguh dengan wahyu Allah Ta’ala, berjihad dengan kalimat yang benar, tidak menghiraukan gangguan, menjadikan diri sebagai teladan dalam kepahlawanan, bersikap ksatria, tegar,dan yakin bahwa Allah Ta’ala pasti menguji hamba-hamba-Nya dengan rasa takut,lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, agar dapat diketahui siapa yang tulus dan siapa yang munafik. Aspek-aspek inilah yang merupakan penyebab kemenangan. Kisah-kisah Al-Qur’an ialah argumen paling baik dalam masalah ini.
Semangat pemuda yang diiringi pemahaman mendalam tidak memerlukan banyak eksperimen. Tapi, sangat membutuhkan kesabaran, kekuatan komitmen pada aturan-aturan Al-Qur’anul karim, dan telaah sirah generasi pendahulu yang telah menerapkannya di setiap aktivitas mereka. Itu penting, agar Allah Ta’ala mengaruniakan kemenagan, kemuliaan, dan kekuasaan yang hampir dianggap mustahil.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar