A. Riwayat Hidup Jamaluddin al-Afghani
Nama sebenarnya ialah Jamaluddin Bin Safdar tetapi beliau lebih dikenali dengan nama Jamaluddin Al Afghani. Nasabnya sampai kepada Ali Al-Tirmidzi, seorang ahli hadist yang terkenal, lalu terus sampai nasabnya kepada Saiyidina Hasan Bin Ali Bin Abi Talib . Keluarganya berkuasa dan memerintah sebahagian tanah
Jamaluddin al-Afghani dilahirkan disebuah kampung bernama Asad Abad dalam jajahan negeri
Setelah itu, Jamaluddin merantau ke negeri
Akhirnya Pemerintah Muhammad A'azam mengalah dan lari ke negeri
Jamaluddin tidak menetap di sebuah negeri saja, beliau berpindah-pindah menyebarkan seruannya ke mana saja beliau pergi. Beliau telah melawat negara-negara Arab, Mesir,
Jamaluddin telah menulis masalah dan krisis di surat-surat kabar di negeri Arab dan Eropa. Beliau fasih dalam berbahasa Arab, Parsi, Turki, Inggris, Perancis dan Rusia hingga menyebabkan beliau mudah berkomunikasi dengan ahli-ahli fikir dan tokoh-tokoh sastra, falsafah dan politik di Timur dan di Barat.
Pengalaman, pemikiran serta keahliannya menjadikan beliau sebagai seorang tokoh besar dunia di waktu itu. Ketika beliau berada di Mesir, beliau telah bertugas di University AI Azhar. Disebabkan pengaruhnya yang mendalam serta pengalamannya yang sangat meluas, kuliah-kuliahnya telah mendapat sambutan yang hangat dari golongan cerdik pandai.
Di mana tempat pun beliau memberi kuliahnya, maka orang ramai akan datang membanjiri tempat itu. Semasa di Mesir, Jamaluddin telah memberi semangat dan dorongan kepada siapa saja. Seorang daripadanya ialah Saud Zaghlul Pasha yang ingin membebaskan negerinya dari kuasa penjajahan dan seorang lagi ialah Shaikh Mohammad Abduh yang menjadi muridnya yang setia.
Pada tahun 1870 Jamaluddin al-Afghani di angkat menjadi Dewa Pendidikan Usmaniah resmi yang reformis.
B. Konsep Politik Al-Afghani
Selama di Mesir Jamaluddin al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuannya, antara lain yang pokoknya :
a. Musuh utama adalah penjajah (Barat),
b. Ummat Islam harus menantang penjajahan dimana dan kapan saja.
c. Untuk mencapai tujuan itu ummat Islam harus bersatu (Pan-Islamisme).
Pan-Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat dicapai bila berada dalam kesatuan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Untuk mencapai usaha-usaha pembaharuan tersebut di atas :
a. Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan
b. Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur.
c. Rukun iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup
d. Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan pendidikan pada manusia yang bodoh dan memerangi hawa nafsu jahat dan menegakkan disiplin .
Dari Mesir, Jamaluddin al-Afghani pergi ke Turki dan tokoh-tokoh terkemuka di
Akibat dari keberaniannya itu beliau telah ditangkap lalu di bawa ke Culcutta. Dari
Dikota Paris, Jamaluddin telah mengasaskan Badan "Pertubuhan Alurvatul Vusuka" lalu menerbitkan sebuah akhbar mingguan dalam bahasa Arab yang bertujuan untuk mengobarkan gerakan Pan-Islamisme. Faham yang hendak ditanamkan oleh Jamaluddin al-Afghani akan menjadi mangsa penjajahan Barat satu demi satu kecuali mereka mengorak langkah untuk menyatukan tenaga untuk mengalahkan cita-cita mereka yang jahat itu.
Dari
Bentuk pengajaran Jamaluddin Al Afghani terdapat dua kesimpulan. Pertama beliau menekankan supaya pengajaran agama Islam itu diperbaiki supaya sesuai dan dapat mengikuti tamadun moden dan kedua bertujuan untuk membebaskan negara Islam dari kekuasaan Barat. Beliau berpendapat bahwa umat Islam telah merosot akhlaknya dan lemah semangat serta dikuasai oleh hawa nafsu yang buas. Beliau menaruh keyakinan penuh bahwa kekuasaan Barat kepada negara Islam adalah amat bahaya dengan keadaan demikian. Jika umat Islam tidak berubah, mereka pasti akan menerima nasib yang lebih buruk lagi. Oleh yang demikian umat Islam hendaknya bangkit untuk kembali pada agama dan diri mereka sebagai umat yang mulia lagi terpuji .
Peran Al-Afghani dalam gerakan refor¬masi tertuang dalam beberapa sasaran dari diterbitkannya “Al-Urwa al-Wustqa” di Paris bersama Syaikh Muhammad Abduh di antaranya:
a) pertama, se¬nantiasa membantah tuduhan Barat yang ditujukan kepada orang Islam dengan memutarbalikkan propaganda Barat yang menyatakan bahwa kaum muslimin tidak akan bangkit, selama mereka masih berpegang teguh pada agamanya.
b) Kedua, memaparkan bagi orang-orang Timur realita dan rahasia-rahasia internasional, agar mereka tahu rencana politikus Eropa terhadap Islam. Sehigga, orang-orang Timur tidak mudah terpengaruh oleh propaganda yang mereka gembar-gemborkan.
c) Ketiga, memperkuat hubungan antarumat Islam dan memberikan penjelasan tentang asas-asas solidaritas, untuk menepis intervensi politik luar dan juga seruan untuk menggali khazanah ajaran agama serta menjauhi fanatisme kelompok atau golongan. Selain beberapa sasaran yang termak¬tub di atas, dalam gerakan reformasi, Al-Afghani mempunyai agresivitas untuk menjadikan pemerintahan Islam menjadi satu. Akan tetapi semangat ini tidak mendapat dukungan. Maka kembali ia menyerukan untuk saling tolong menolong antara raja-raja di negara Islam, agar mengatur daerah-daerah kekuasaanya sesuai dengan norma agama. Sedangkan idiologi yang beliau tawarkan adalah agama sebagai balance umat yang di dalamnya terdapat kebahagiaan, kemenangan dan mobilisasi kehidupan. Sementara atheisme adalah bakteri keburukan, penyebab destruksi negara dan umat. Selain itu, dalam perjalanannya beliau sering menawarkan konsep musyawarah, demokrasi dan keadilan dalam pemerintahan .
Secara umum, inti Pan-Islamisme Jamaluddin itu terletak pada ide bahwa Islam adalah satu-satunya ikatan kesatuan kaum Muslim . Jika ikatan itu diperkokoh, jika ia menjadi sumber kehidupan dan pusat loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan dan pemeliharaan negara Islam yang kuat dan stabil. Berbagai kalangan, seperti ditulis pakar sejarah Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer, menilai ide Jamaluddin itu sebenarnya sebagai entitas politik Islam universal. Mau tak mau, ia pun bersentuhan langsung dengan para penjajah itu.
Dengan gagasannya ini, Al-Afghani mengubah Islam menjadi ideologi anti-kolonialis yang menyerukan aksi politik menentang Barat . Baginya, Islam adalah faktor yang paling esensial untuk perjuangan kaum Muslim melawan Eropa, dan Barat pada umumnya. Namun demikian, pada saat yang sama Al-Afghani juga mendukung ide semacam nasionalisme, lebih tepatnya "nasionalitas" (jinsiyyah) dan "cinta tanah air" (wathaniyyah). Sepintas, dua gagasan ini boleh jadi kontradiktif dengan gagasannya tentang Pan-Islamisme. Namun, tampaknya Jamaluddin tak ambil pusing. Baginya, bila dua 'entitas' itu dapat disatukan menjadi sebuah kekuatan besar yang dapat merubah nasib dunia Islam.
KESIMPULAN
Dari uraian isi makalah ini, maka pemakalah dapat menyimpulkan bahwa pemikiran yang dimiliki oleh Jamaluddin al-Afghani tentang konsepnya yaitu Pan-Islamisme. Mulanya adalah karena dia telah melihat ketidakadilan dan juga adanya para penjajah yang telah membuat risau masyarakat
Setelah itu Jamaluddin akhirnya berhasil mengusir penjajah barat karena berkat atas prakarsanya yaitu model pemikirannya yang membuat heboh rakyat
PENUTUP
Demikianlah ulasan mengenai tokoh pemikir Islam di Abad Modern. Banyak sekali tokoh-tokoh yang sepadan dengan Jamaluddin al-Afghani, namun caranya yang berbeda-beda dalam penerapannya.
Jamaluddin al-Afghani merupakan figur besar dalam dunia Muslim. Penekanannya Islam merupakan kekuatan yang sangat penting untuk menangkal Barat dan unutk meningkatkan solidaritas kaum Muslim.
Akhirnya penulisan makalah sampai disini dulu mudah-mudahan ada manfaatnya amiin.
DAFTAR PUSTAKA
v Rais.Amin, Islam dan Pembaharuan, PT.Raja Grapindo Persada, Jakarta;1995
v Siriyeh Elizabeth, Sufi dan Anti Sufi, PT. Pusataka Sufi, Yogyakart; 2003.
v Asmuni.Yusran, Pengantar Studi dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam, PT.Raja Grafindo Persada,
v Webset,galeria @ KotaSantri.com
2.17.2008
Pemikiran Politik Jamaluddin Al-Afghani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar